Wednesday, January 10, 2018

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN VLADIMIR ILYICH ULYANOV LENIN

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN VLADIMIR ILYICH ULYANOV LENIN

Oleh : Eben Ezher Pakpahan, Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Riau


Vladimir Lenin

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pemikiran politik merupakan bidang kajian ilmu politik yang cukup penting. Kajian pemikiran politik memfokuskan pada penyelidikan pemikiran-pemikiran dari tokoh politik, filsuf politik, maupun kelompok sosial yang berpengaruh melalui ide-ide politiknya. Pemikiran politik berkaitan erat dengan sejarah, filsafat politik, dan hal-hal yang nilai, norma, etika, moralitas, dan idealisme politik.
Pemikiran politik terdiri dari elemen-elemen ide, obsesi, potensi intelektual, dan sosialisasi politik, yang merupakan representasi realitas lingkungan sosial mengenai masalah Negara, masyarakat, dan kekuasaan. Menurut Alfian (1986) potensi intelektual yang dimiliki seseorang memengaruhi pemikirannya, dan juga proses sosial yang pernah diterima dari pengalaman kehidupan dan lingkungannya, misalnya lingkungan keluarga, pendidikan, atau organisasi sosial-politik yang pernah diikutinya. Singkat kata, disamping faktor kecerdasan, corak pemikiran seseorang juga banyak dipengaruhi oleh proses sosialisasi yang pernah didapatkannya dari lingkungan.

B.     Tujuan Penulisan

Tujuan dari pelaksanaan studi literatur serta penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana biografi dan peran serta pemikiran Lenin dalam dinamika pemikiran politik barat.

C.    Rumusan Masalah

1.      Bagaimana biografi singkat Lenin?
2.      Bagaimana kehidupan pribadi dan karakteristik Lenin?
3.      Bagaimana peran dan pemikiran Lenin
4.      Bagaimana ideologi politik Lenin?

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Biografi Singkat Lenin

Lenin bernama lengkap Vladimir Ilyich Ulyanov Lenin, Simbirsk, Rusia, 22 April 1870 dan meninggal 21 Januari 1924 saat berumur 53 tahun. Kematiannya berawal ketika ia ditembak tanggal 30 Agustus 1918, oleh seorang wanita bernama Fanya Kaplan karena di anggap mengkhianati Revolusi Rusia. Lenin bisa selamat tetapi kesehatannya terus menurun. Akhirnya, ia meninggal dunia pada tanggal 21 Januari 1924 setelah terkena stroke sebanyak empat kali. jasadnya di balsem dan ditempatkan di musoleum Lapangan Merah hingga saat ini.
Lenin adalah tokoh revolusioner komunis Rusia, penganut ajaran Karl Marx, pemimpin partai Bolshevik, Perdana Menteri Uni Soviet pertama, Kepala Negara de facto pertama Uni Soviet dan tokoh yang memperkenalkan paham Leninisme. Nama Lenin sebenarnya adalah sebuah nama samaran dan diambil dari nama sungai Lena, di Siberia.
Vladimir Ilyich Ulyanov Lenin adalah pemimpin politik pendiri Komunisme di Rusia. Ia penganut Karl Marx yang meletakkan dasar politik Marxisme begitu kuatnya hingga ke seluruh penjuru dunia. Lenin diakui sebagai salah seorang yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Lenin memimpin revolusi pada taun 1917 dan berhasil membentuk diktatur poletariat seperti yang diharapkan oleh Marx. Dengan pandangan yang dibayangkan oleh Marx terhadap Undang Undang Dasar 1918 yang mencermikan tahap revolusi yang pertama, untuk memusnahkan golongan-golongan kelas atas seperti penindas, tuan tanah, pejabat agama, pengusaha, polisi dan lain sebagainya.[1] Ayahnya seorang pegawai negeri Rusia yang berjuang untuk meningkatkan demokrasi dan pendidikan bebas untuk semua orang di Rusia. Namun kakaknya Alexander adalah seorang tokoh radikal yang dijatuhi hukuman mati karena terlibat dalam pembunuhan Tsar Alexander III. Saat berumur 23 tahun, Lenin telah menjadi pengikut setia ajaran Marxisme sehigga pada bulan Desember 1895 dia ditahan pemerintah Tsar karena kegiatan politiknya dan dijebloskan ke dalam penjara selama empat belas bulan. Sesudah itu dia dibuang ke semenanjung Siberia.

B.     Kehidupan Pribadi dan Krakteristik Lenin

Lenin memandang dirinya sendiri sebagai orang penentu, dan meyakini hak atas sebab-sebabnya dan kemampuannya sendiri sebagai pemimpin revolusioner. Biografer Louis Fischer menyebutnya sebagai "seorang pecinta perubahan radikal dan kebangkitan maksimum", seorang pria yang "tidak pernah menjadi menengah kebawah. Ia merupakan seorang eksagerator hitam atau merah". Menyoroti "kapasitas luar biasa atas karya kedisiplinan" dan "devosi sebab revolusioner" Lenin, Pipes menyatakan bahwa ia mencurahkan karisma penuh. Hal yang sama diutarakan oleh Volkogonov yang meyakini bahwa "dengan kekuatan kepribadiannya, Lenin memiliki pengaruh terhadap rakyat. Meskipun demikian, teman Lenin Gorky menyatakan bahwa dalam penampilan fisiknya sebagai "orang berkepala botak, gempal dan tegak", revolusioner komunis tersebut "terlalu biasa" dan tidak memberikan "impresi menjadi seorang pemimpin". Kumpulan tulisan-tulisan Lenin mengungkapkan secara rinci seorang pria dengan kehendak besi, memperbudak sendiri disiplin diri, mencemooh lawan dan tantangan, penentuan dingin fanatik, pengendalian fanatik, dan kemampuan untuk meyakinkan atau menggertak orang lemah dengan keperluan tunggalnya, memaksakan intensitas, pendekatan impersonal, pengorbanan pribadi, kecerdasan politik, dan keyakinan penuh terhadap kepemilikan kebenaran mutlak. Hidupnya menjadi sejarah gerakan Bolshevik.
Salah satu penulis biografi Lenin, sejarawan Robert Service, menjelaskan bahwa Lenin merupakan "seorang muda yang emosinya meledak-ledak” dan menunjukkan "kebencian mendalam" terhadap "sedikit saja tanda-tanda pelanggaran hukum atau korupsi" yang dilihatnya dalam pemerintahan Tsar. Service juga menyatakan bahwa Lenin memiliki "ikatan batin" dengan para pahlawan ideologisnya seperti Marx, Engels, dan Chernyshevsky yang ditunjukkan dengan menyimpan foto-foto mereka, dan secara pribadi menyebut dirinya sendiri "cinta" dengan Marx dan Engels. Menurut biografer Lenin James D. White, Lenin menganggap tulisan-tulisan mereka sebagai "tulisan suci", "dogma relijius", yang harus "tidak dipertanyakan namun dipercaya". Dalam pandangan Volkogonov, Lenin menerima Marxisme sebagai "kebenaran absolut", dan bertindak seperti "fanatik relijius". Hal yang sama juga diutarakan oleh Bertrand Russell yang menyatakan bahwa Lenin memamerkan "kepercayaan teguh – kepercayaan relijius dalam injil Marxian". Biografer Christopher Read menyimpulkan bahwa Lenin merupakan "orang sekuler yang setara dengan para pemimpin teokratik yang memberikan pengesahan mereka dari kebenaran doktrin-doktrin mereka, bukannya mandat populer". Lenin adalah seorang ateis dan kritikus agama, meyakini bahwa sosialisme adalah ateistik inheren; ia menganggap sosialisme Kristen adalah sebuah kontradiksi.
Lebih lanjut, Service beranggapan bahwa Lenin bisa jadi sosok yang "sikap dan pendiriannya mudah berubah", dan Pipes menyebutnya "pembenci setiap orang", sebuah pandangan yang disangkal oleh Read, yang menyoroti beberapa hal dimana Lenin menyimpan rasa baik hati, terutama kepada anak-anak. Menurut beberapa biografer, Lenin, bersikap intoleran terhadap oposisi dan sering menyingkirkan opini-opini yang berbeda dari miliknya sendiri. Ia akan "mengecam kritikan terhadapnya dari orang lain", memberikan cemoohan, ejekan, dan serangan ad hominem terhadap orang-orang yang tidak setuju dengannya. Ia mengabaikan kenyataan yang tidak selaras dengan argumennya, menolak berkompromi, dan sangat jarang membenahi kesalahannya sendiri. Ia menolak untuk menarik opini-opininya, sampai ia menyangkalnya secara bulat, setelah ia menerima pandangan baru jika hal tersebut tidak menyimpang. Meskipun ia tidak menunjukkan sikap sadisme atau kepribadian yang menyukai tindak kekerasan, Lenin mendorong tindak kekerasan terhadap orang lain dan menunjukan pertidaktanggungjawaban terhadap orang-orang yang tewas karena sebab revolusioner. Mengadopsi pendirian amoral, dalam pandangan Lenin pada akhirnya selalu menjustifikasikan pengartian tersebut;[ menurut Service, Lenin "mengkriteriakan moralitas secara sederhana: apakah tindakan tersebut memajukan atau memundurkan sebab Revolusi?”[
Lenin yang pada bagian luar tampaknya begitu lembut dan baik hati, yang suka tertawa, menyayangi binatang dan rawan kenangan sentimental, berubah saat pertanyaan kelas atau politik muncul. Ia sekaligus menjadi sangat kejam, tanpa kompromi, jahat dan pendendam. Namun, bahkan dalam keadaan seperti itu, ia mampu membuat humor gelap.
Disamping bahasa Rusia, Lenin dapat berbicara dan membaca bahasa Perancis, Jerman, dan Inggris. Selain pemanasan fisik, ia giat bersepeda, berenang, dan berburu, dan juga mengembangkan minat untuk mendaki gunung di puncak-puncak Swiss. Ia juga pecinta hewan, terutama kucing. Meskipun hidup berkemewahan, ia menjalani gaya hidup sederhana, dan Pipes menyatakan bahwa Lenin "sangat sederhana dalam kebutuhan pribadinya", yang berujung pada "gaya hidup yang keras dan hampir asketis". Lenin menyukai kerapian yang ditunjukkan oleh meja kerjanya yang selalu tertata rapi dan pensil-pensil yang selalu runcing, dan mengambil sikap ketenangan total saat bekerja. Menurut Fischer, Lenin "tidak terlalu sombong", dan karena alasan tersebut, ia tidak menyukai kultus personalitas yang pemerintah Soviet mulai bangun untuknya; ia tidak pernah menerima bahwa hal tersebut memiliki beberapa manfaat dalam menyatukan gerakan komunis.
Disamping politik revolusionernya, Lenin membenci eksperimentasi revolusioner dalam sastra dan seni rupa, selain mengekpresikan kebenciannya terhadap ekspresionisme, futurisme, dan kubisme, dan menyukai realisme dan sastra klasik Rusia. Lenin juga memiliki pandangan konservatif terhadap seks dan pernikahan Sepanjang kehidupan dewasanya, ia menjalin hubungan dengan Krupskaya, seorang Marxis sejawatnya yang ia nikahi. Lenin dan Krupskaya merasa sedih karena mereka tidak pernah memiliki anak, meskipun mereka dihibur teman-teman mereka Read menyatakan bahwa Lenin memiliki "hubungan seumur hidup, hangat, dan sangat dekat" dengan para anggota keluarga dekatnya,  meskipun ia tidak memiliki teman seumur hidup, dan Armand disebut sebagai satu-satunya orang dekat kepercayaannya.
Secara etnis, Lenin diidentifikasikan sebagai orang Rusia.  Ia nampaknya tidak meyadari bahwa ibunya adalah keturunan Yahudi, dan baru disadari oleh saudarinya Anna setelah Lenin meninggal. Service menyebut Lenin "tidak terlalu sombong dalam hal nasional, sosial dan kebudayaan". Pemimpin Bolshevik tersebut meyakini bahwa negara-negara Eropa lainnya, khususnya Jerman, memiliki budaya superior ketimbang Rusia, "salah satu negara yang terlalu kemalaman, abad pertengahan dan bahkan terbelakang dari negara-negara Asia".Ia menyayangkan terhadap apa yang ia anggap kurangnya kehati-hatian dan disiplin dari masyarakat Rusia, dan dari masa mudanya, ia ingin Rusia menjadi lebih modern dari Eropa dan Barat.

C.    Peran dan Pemikiran Lenin

Biarpun arti penting Lenin terletak pada seorang pemimpin politik praktis, Lenin juga menunjang pengaruhnya lewat tulisan-tulisan. Pikiran-pikiran Lenin tidaklah bertentangan dengan Marx tetapi ada perubahan tekanan. Lenin kelewat terpukau oleh taktik-taktik revolusi dan dia merasa punya kelebihan khusus dalam urusan ini. Dia tak henti-hentinya menekankan perlunya penggunaan kekerasan: "Tak ada masalah apa pun dalam hubungan perjuangan kelas dapat diselesaikan tanpa kekerasan," adalah ungkapan khasnya. Marx hanya mengaitkan perlunya kediktatoran proletariat sekali-sekali saja, tetapi Lenin sudah terlalu tergoda dengan itu. Misalnya ucapannya: "Diktatur proletariat tak lain dan tak bukan daripada kekuasaan berdasarkan kekerasan yang tak ada batasnya, baik batas hukum maupun batas aturan absolut.”
Ide Lenin tentang kediktatoran sesungguhnya lebih penting ketimbang politik ekonominya. Ciri terpokok pemerintahan Soviet bukanlah di bidang politik ekonominya (banyak pemerintahan sosialis di banyak negeri) tetapi ciri pokoknya lebih terletak pada teknik mempertahankan kekuasaan politik untuk jangka waktu tak terbatas. Terhitung sejak saat Lenin hidup, tak ada satu pun pemerintah Komunis di mana pun juga di dunia ini --sekali berdiri dengan kokohnya-- dapat tergulingkan. Dengan pengawasan yang seksama terhadap semua lembaga kekuasaan dalam negeri --mass media, bank, gereja, serikat buruh dan lain-lain-- pemerintahan Komunis tampaknya sudah mengikis adanya kemungkinan-kemungkinan penggulingan pemerintahan. Bisa saja ada titik-titik lemah pada kekuatannya, tetapi tak seorang pun mampu menemukannya.
Tidaklah jelas benar siapakah yang bisa dianggap paling berpengaruh dalam gerakan ini, Marx atau Lenin. Saya beranggapan Marx punya arti lebih penting karena dia mendahului dan mempengaruhi Lenin. Tetapi masih bisa dibantah anggapan ini karena kemampuan politik praktis Lenin merupakan faktor yang amat ruwet dalam hal mendirikan Komunisme di Rusia. Tanpa peranan Lenin, Komunis rasanya mesti menunggu bertahun-tahun untuk punya kesempatan memegang kekuasaan dan akan menghadapi perlawanan yang lebih terorganisir. Karena itu, bukan mustahil tidak bisa berhasil. Dalam hal memantapkan arti penting Lenin, orang jangan lupa betapa singkatnya masa kekuasaan dipegangnya. Juga, berdirinya diktatur proletariat di Uni Soviet lebih besar berkat Lenin ketimbang penggantinya, Stalin yang lebih keras.
Sepanjang hidupnya Lenin seorang pekerja keras dan tekun. Dia seorang yang kenamaan dan jumlah buku yang ditulisnya tak kurang dari 55 jilid. Dia mengabdikan seluruh hidupnya untuk tujuan-tujuan revolusi, dan meskipun dia mencintai keluarganya, dia tak mau pekerjaannya terganggu. Ironisnya, biar dia menghabiskan sepenuh umurnya dalam percobaan melenyapkan penindasan, hasil yang dicapainya dari perjuangan adalah penghancuran semua segi kebebasan pribadi.

D.    Ideologi Politik Lenin

Lenin adalah seorang pemegang teguh Marxisme, dan meyakini bahwa interpretasinya terhadap Marxisme – yang mula-mula disebut "Leninisme" oleh Martov pada 1904 – adalah sebuah hal tunggal yang otentik dan ortodoks menurut sudut pandang Marxis-nya, umat manusia akan meraih komunisme murni, menjadi tak bernegara, tak berkelas, masyarakat buruh egalitarian yang bebas dari eksploitasi dan alienasi, dikendalikan oleh pikiran mereka sendiri, dan dijunjung dengan peran "dari setiap orang menurut kemampuannya, menuju setiap orang untuk kebutuhannya". Menurut Volkogonov, Lenin "sangat dan telah lama" meyakini bahwa wadah yang ia bentuk pada Rusia akan langsung berujung pada pendirian masyarakat komunis tersebut.
Namun, kepercayaan Marxis Lenin membuatnya memandang bahwa masyarakat tidak berubah langsung dari keadaan saat ininya ke komunisnya, namun mula-mula harus memasuki periode sosialisme, sehingga perhatian utamanya adalah bagaimana mengubah Rusia menjadi masyarakat sosialis. Sampai disitu, ia meyakini bahwa kediktatoran proletatiat diperlukan untuk menekan burjois dan mengembangkan ekonomi sosialis. Ia mendefinisikan sosialisme sebagai "sebuah tatanan kooperator tersipilisasi dimana alat produksi dimiliki secara sosial", dan meyakini bahwa sistem ekonomi tersebut akan berakhir sampai masyarakat akan menjadi masyarakat berkelimpahan. Untuk mencapainya, ia menempatkan ekonomi Rusia di bawah kontrol negara agar menjadi perhatian utamanya, dengan – dalam kata-katanya – "seluruh warga negara" menjadi "pekerja dari negara". Interpretasi sosialisme Lenin tersentralisasi, terencana dan statis, dengan produksi dan distribusi yang terkendali. Ia meyakini bahwa seluruh buruh di seluruh negara tersebut akan secara sukarela bergabung bersama untuk mewujudkan sentralisasi ekonomi dan politik di negara tersebut. Dalam cara tersebut, seruannya untuk "kontrol buruh" dari ukuran produksi tak hanya menuju kontrol langsung wirausaha-wirausaha oleh para pekerja mereka, namun operasi seluruh wirausaha di bawah kontrol "negara buruh". Hal tersebut menghasilkan dua tema yang bertentangan pada pemikiran Lenin: kontrol buruh populer, dan aparatus negara koerktif, hierarkial dan tersentralisas.
Sebelum 1914, Lenin sangat sepakat dengan Marxis Eropa ortodoks arus utama. Namun, Leninisme mengenalkan revisi dan inovasi terhadap Marxisme ortodoks, dan mengadopsi sudut pandang terdoktrinasi dan lebih absolut. Selain itu, Leninisme membedakan dirinya sendiri dari varian-varian Marxisme oleh intensitas emosional terhadap visi liberasionisnya dan fokusnya terhadap peran kepemimpinan proletatiat penggerak revolusioner. Kemudian, Lenin memberikan pernyataan dari arus utara Marxis tentang masalah bagaimana mendirikan sebuah negara proletarian; ia meyakini bahwa aparatus negara yang kuat akan mengeluarkan kaum burjois yang berkonflik dengan pandangan Marxis Eropa seperti Kautsky yang mendorong pemerintahan demokratik parlementer dimana proletariat menjadi mayoritas. Selain itu, menurut sejarawan James Ryan, Lenin adalah "pakar teori Marxis pertama dan paling signifikan yang secara dramatis meningkatkan peran kekerasan sebagai alat revolusioner". Lenin memasukkan peningkatan perubahan ke dalam sistem kepercayaannya, dan realitas pragmatik dari pemerintah Rusia saat menghadapi perang, bencana kelaparan, dan kejatuhan ekonomi yang membuatnya menyimpang dari beberapa gagasan Marxis yang telah ia artikulasikan sebelum Revolusi Oktober.
Gagasan-gagasan Lenin sangat dipengaruhi oleh pemikiran yang telah ada sebelum gerakan revolusioner Rusia, dan oleh varian-varian teoretikal Marxisme Rusia, yang sangat berfokus terhadap bagaimana penulisan Marx dan Engels akan diterapkan kepada Rusia. Selain itu, Lenin juga terpengaruhi oleh pemikiran sosialis Rusia seperti orang-orang dari agrarian-sosialis Narodnik. Meskipun demikian, ia menampik Marxis yang mengadopsi gagasan dari filsuf dan sosiolog non-Marxis kontemporer. Dalam penulisan teoretikalnya, terutama Imperialisme, ia menyatakan bahwa apa yang ia pikirkan adalah perkembangan dalam kapitalisme sejak kematian Marx, dengan berpendapat bahwa telah terjadi tahap baru, kapitalisme monopoli negara. Sebelum meraih kekuasaan pada 1917, ia meyakini bahwa meskipun ekonomi Rusia masih didominasi oleh kaum petani, pada kenyataannya monopoli kapitalisme yang ada di Rusia menandakan bahwa negara tersebut secara material bergerak menuju sosialisme.
Lenin meyakini kebenaran dipegang oleh Marx dan data dan argumen terpilih yang menggelembungkan kebenaran tersebut. Ia tidak mempertanyakan naskah Marxis lama, ia mengomentarinya, dan komentar tersebut menjadi sebuah naskah baru.
Lenin adalah seorang internasionalis dan pendukung revolusi dunia, melampaui batas-batas dunia untuk menjadi sebuah konsep dan nasionalisme dari perjuangan kelas. Ia meyakini bahwa di bawah sosialisme revolusioner, akan ada "penggabungan negara-negara" dan pendirian "Persatuan Negara-negara Dunia". Ia menentang federalisme, menganggapnya burjois, dan sebagai gantinya menyerukan kebutuhan untuk negara uniter tersentralisasi. Lenin merupakan seorang anti-imperialis, dan meyakini bahwa seluruh negara menyajikan "hak penentuan nasib sendiri". Ia juga mendukung perang-perang pembebasan nasional, menyatakan bahwa konflik tersebut merupakan keperluan bagi sebuah kelompok minoritas untuk terpecah dari negara sosialis.
Ia mengekspresikan pandangan bahwa "pemerintahan Soviet adalah beberapa juta kali lebih demokratis ketimbang kebanyakan republik burjois demokratik", yang ia anggap "demokrasi untuk kekayaan". Ia menuntut agar "kediktatoran proletariat"-nya menjadi demokratis melalui pemilihan perwakilan untuk soviet-soviet, dan para buruh memilih para pemimpin mereka sendiri, dengan giat digilir dan melibatkan seluruh buruh dalam pemerintahan negara tersebut. Lenin meyakini bahwa demokrasi perwakilan dari negara-negara kapitalis telah digunakan untuk memberi ilusi demokrasi sesambil mengutamakan kediktatoran burjois; saat menyinggung sistem perwakilan demokratis Amerika Serikat, ia menyebutnya "duel spektakuler dan kurang berarti antara dua partai burjois," yang keduanya dipimpin oleh "multi-jutawan cerdik" yang mengeksploitasi proletariat Amerika. Ia juga menentang liberalisme, mengeluarkan antipati besar terhadap kebebasan sebagai sebuah nilai, dan meyakini bahwa kebebasan liberalisme adalah kecurangan karena bukanlah kebebasan buruh dari eksploitasi kapitalis.



BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Banyak tokoh yang menyumbangkan pemikirannya dalam pemikiran politik barat, salah satunya adalah Lenin. Lenin bernama lengkap Vladimir Ilyich Ulyanov Lenin, Simbirsk, Rusia, 22 April 1870 dan meninggal 21 Januari 1924 saat berumur 53 tahun. Lenin adalah pemimpin politik pendiri Komunisme di Rusia. Ia penganut Karl Marx yang meletakkan dasar politik Marxisme begitu kuatnya hingga ke seluruh penjuru dunia. Lenin diakui sebagai salah seorang yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Tanpa peranan Lenin, Komunis rasanya mesti menunggu bertahun-tahun untuk punya kesempatan memegang kekuasaan dan akan menghadapi perlawanan yang lebih terorganisir.
Lenin sendiri berpendapat bahwa masyarakat komunis adalah masyarakat yang paling ideal di dalam sejarah manusia. Di dalam masyarakat komunis, seluruh kebijakan politis diciptakan dengan berpegang pada satu prinsip, yakni dari setiap orang sesuai dengan kemampuannya, dan kepada setiap orang sesuai dengan kebutuhannya. Artinya, setiap orang bekerja sesuai dengan minat dan kemampuannya. Kerja adalah sesuatu yang mengembangkan keseluruhan diri manusia, dan bukan lagi suatu keterpaksaan demi mempertahankan keberadaan. Kerja juga merupakan suatu bentuk pengabdian nyata pada kepentingan publik, dan tidak lalu berorientasi melulu pada kepentingan pribadi. Mekanisme kerja akan dibuat sedemikian membebaskan, sehingga orang dapat mengembangkan suatu budaya tinggi (high culture). Budaya tinggi inilah yang mencegah berbagai kecurangan dan pelanggaran hukum di dalam masyarakat komunis.



DAFTAR PUSTAKA


Budiarjo Miriam. (1986). Dasar-Dasar Ilmu Politik, Komunisme Dan Istilah Demokrasi Dalam Terminologi Komunis. Jakarta: Gramedia.
Fischer, Louis (1964). The Life of Lenin. London: Weidenfeld and Nicolson.
Lee, Stephen J. (2003). Lenin and Revolutionary Russia. London: Routledge.
Lenin, V.I. (1974). The State and Revolution: The Marxist Theory of the State and the Tasks of the Proletariat in the Revolution. Moscow: Progress Publisher.
Lih, Lars T. (2011). Lenin. Critical Lives. London: Reaktion Books.  Durham, North Carolina: Duke University Press. 
Reza A.A Wattimena. (2008). Masyarakat Komunis yang Ideal, Kekuasaan Diktator Proletariat, dan Partai Revolusione di dalam Marxisme-Leninisme. Jurnal Filsafat. (Diakses melalui https://rumahfilsafat.com/2008/07/26/belajar-dari-lenin-dan-marx/, pada Minggu, 16 April 2017 pukul 08.52 WIB)
http://www.biografiku.com/2009/01/biografi-lenin.html (Diakses pada Minggu, 16 April 2017 pukul 09.00 WIB)



[1] Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Komunisme Dan Istilah Demokrasi Dalam Terminologi Komunis, (Jakarta: Gramedia, 1986) h. 83-84.

No comments:

Post a Comment

UP Alert (http://ebenzezher-ebenzezher.blogspot.com)

Hola, Su sitio web: http://ebenzezher-ebenzezher.blogspot.com (HTTP(s)) se encuentra Online nuevamente (Estuvo Offline 2y ...